Makna Rumah Untukmu

    Sesekali aku menatap dari jendela kaca kamar, kemudian terdengar gelak tawa yang begitu riang di depan rumah. Banyak anak kecil yang sedang bergembira bersama orang tersayang peluk dan hangat terpancar dari wajah mereka. Senyum-senyum manis terlihat dari mereka yang begitu lugu dan juga menggemaskan. Hati ini begitu tersentuh melihatnya karena begitu memaknai arti dari sebuah rumah yaitu tempat ternyaman untuk mereka kembali, sandaran yang tepat untuk menumpahkan segala keluh dan kesahnya.
     Namun tidak bagiku, karena tidak sama seperti anak-anak kecil itu cerita yang mungkin jauh berbeda dari mereka. Bagiku rumah yang sekarang ditempati justru menjadi titik dimana diriku mulai merasa enggan untuk pulang. Banyak sekali hal bising yang terkadang membuat isi hati dan pikiran seakan-akan ingin meledak setiap harinya, dan terkadang air mata ini menetes sambil kutahan dan kusembunyikan dibalik bantal yang sudah mulai lusuh agar tidak terdengar oleh orang rumah.
      Makna rumah yang seharusnya menjadi tempat dimana orang-orang bisa menerima dan menghargaiku apa adanya. Tempat singgah ketika aku pulang, diberikan suasana hangat peluk san senyum yang tak pernah pudar. Namun kini rumahku menjadi tempat yang begitu menakutkan. Terkadang hari-hariku selalu dipenuhi air mata ketika rumah menjadi cobaan terberat di dalam hidupku. Ingin rasanya ketika pulang ke rumah itu bercerita tentang bagaimana diri ini berjuang sendiri ditengah kerasnya dunia yang begitu jahat, dan bagaimana aku berusaha bangkit walaupun harus berdiri dengan tertatih-tatih. Aku butuh sekali bimbingan untuk saat ini, tetapi aku menyadarinya bahwa orang tuaku juga ternyata butuh bimbingan dari diriku sendiri, melelahkan bukan? Menjadi diri sendiri yang harus siap diterpa dengan segala cobaan yang pasti membuat hari-hari ini tidak menikmatinya. Memang setiap orang mempunyai masalahnya sendiri, tetapi tolong untuk kali ini aku hanya ingin mempunyai rumah sebagai atap ketika diriku benar-benar hilang arah.
     Bergumam di dalam hati ya Tuhan kuatkanlah hari-hariku, mungkin rasa lelah ini sudah menjadi tantangan dari diri sendiri tetapi aku hanya ingin bahuku diperkuat lagi, harapan-harapan yang tetap menggebu-gebu bahwa aku bisa melewati ini semua. Kenapa Tuhan berikan ini semua karena Tuhan percaya bahwa aku bisa menghadapai badai deras kehidupan ini.